image1-1200x900.webp
14/Sep/2025

POI Jaya Sukses Gelar Workshop Multidisiplin Kegawatdaruratan Onkologi Pertama di Indonesia, Libatkan 28 Ahli

Jakarta, [9 Agustus 2025] – Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) Cabang Jakarta Raya berhasil menyelenggarakan Workshop Multidisiplin pada Kegawatdaruratan di Bidang Onkologi, sebuah kegiatan ilmiah yang menjadi pelopor dan satu-satunya di Indonesia. Acara ini diadakan untuk memperkuat kolaborasi berbagai profesi kesehatan dalam memberikan penanganan cepat, tepat, dan terintegrasi bagi pasien kanker pada kondisi darurat.

Bertempat di Ruang Auditorium Rumah Sakit Kanker Dharmais, workshop ini berlangsung selama dua hari dan diikuti oleh 66 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia. Peserta meliputi perawat, dokter umum, dokter spesialis hingga konsultan dengan subspesialisasi yang berbeda-beda, momen ini menunjukkan keterlibatan berbagai profesi medis dalam satu forum ilmiah.

Kegiatan menghadirkan 28 pembicara dari berbagai disiplin, membahas 8 topik utama yang relevan dengan situasi gawat darurat pada pasien kanker. Seluruh materi yang disajikan dalam workshop dirancang dengan pembahasan yang komprehensif, mencakup berbagai situasi gawat darurat pada pasien kanker. 

“Acaranya sangat complete karena acara ini multidisiplin menghadirkan banyak pembicara dari berbagai lintas disiplin, topik yang diberikan juga sangat spesifik. Harapannya bisa rutin diadakan karena banyak onkologis yang tertarik untuk belajar di satu forum dengan materi yang komprehensif” ujar narasumber dr. Endang Nuryadi, Sp.OnkRad (K), PhD

Setiap topik dikaji dari berbagai sudut pandang, mulai dari pendekatan klinis, diagnostik, penatalaksanaan medis, intervensi bedah, hingga dukungan perawatan dan terapi penunjang. Pendekatan lintas disiplin ini memastikan peserta mendapatkan gambaran utuh, tidak hanya memahami teori, tetapi juga strategi praktis yang dapat langsung diterapkan dalam penanganan kasus di lapangan. Selain sesi materi, workshop juga dilengkapi diskusi kasus nyata yang memicu interaksi aktif dan berbagi pengalaman antar profesi.

“Workshop ini sangat bagus sekali, semoga setiap tahun bisa diselenggarakan, karena materi yang disampaikan sangat menyeluruh dan juga multidisiplin, yang pasti sangat bermanfaat bagi para onkologis” ujar perwakilan peserta (dr. Linda Fauzi Lubis, Sp.P (K)

Dengan suasana pembelajaran yang dinamis, peserta tidak hanya memperoleh wawasan terbaru, tetapi juga memperluas jejaring kerja sama yang akan bermanfaat di lapangan. POI Jaya menekankan bahwa keberhasilan layanan kegawatdaruratan onkologi memerlukan integrasi pengetahuan, keterampilan, dan koordinasi lintas disiplin.

Sebagai penutup, Prof. Dr. Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, M.Epid., M.Pd.Ked., FINASIM, FACP, FISQua menyampaikan pesan penting mengenai makna kolaborasi lintas disiplin. “Melalui forum seperti ini, kita dapat memperkuat sinergi antar profesi. Tujuan akhirnya adalah memastikan pasien kanker di Indonesia mendapatkan penanganan terbaik, terutama pada situasi kritis yang membutuhkan respons cepat,” ujarnya.

POI Jaya mengucapkan apresiasi kepada seluruh pembicara, moderator, peserta, dan tim pelaksana yang telah berkontribusi dalam kesuksesan kegiatan ini. Diharapkan, workshop ini menjadi pijakan untuk penyelenggaraan program serupa di masa depan, sekaligus mendukung peningkatan mutu pelayanan kanker di Indonesia secara berkelanjutan.

Oleh:
Aisyah Nabila Zahra, S.KM


portrait-young-happy-healthy-woman-eating-fresh-vegetable-salad-home-clean-control-food_122732-1050.avif
31/Jul/2025

Pernah dengar bahwa makan tomat bisa bantu mencegah kanker? Ternyata bukan sekadar mitos, lho. Tomat mengandung zat alami bernama likopen, dan belakangan ini banyak peneliti tertarik meneliti hubungan antara likopen dengan risiko kanker.

Baru-baru ini, ada hasil penelitian besar yang diterbitkan di jurnal Frontiers in Nutrition tahun 2024.1 Peneliti mengumpulkan data dari lebih dari 2,6 juta orang dewasa untuk mencari tahu apakah konsumsi tomat (atau lebih tepatnya, likopen di dalamnya) bisa benar-benar menurunkan risiko terkena kanker atau bahkan kematian akibat kanker.

Apa Kata Peneliti?

Dari hasil analisis mereka, ditemukan beberapa hal menarik:

  • Orang yang mengonsumsi lebih banyak likopen cenderung memiliki risiko kanker yang lebih rendah, sekitar 5–11%.
  • Risiko kematian akibat kanker juga turun hingga 24% pada mereka yang kadar likopennya tinggi.
  • Yang paling menonjol: risiko kematian akibat kanker paru-paru bisa turun sampai 35% jika kadar likopen dalam darah cukup tinggi.
  • Menariknya, makan tomat saja tidak langsung terbukti menurunkan risiko terkena kanker, tapi tetap berhubungan dengan penurunan risiko kematian akibat kanker sebesar 11%.

Apa Itu Likopen, dan Di Mana Bisa Didapat?

Likopen adalah pigmen alami berwarna merah yang memberi warna pada tomat, semangka, dan buah merah lainnya. Tapi uniknya, sekitar 80% likopen yang kita konsumsi berasal dari tomat dan produk olahannya seperti saus, pasta, dan sup tomat.2

Likopen bekerja sebagai antioksidan yang artinya, dia bisa membantu melindungi sel tubuh dari kerusakan yang bisa memicu pertumbuhan sel-sel kanker. Selain itu, berbagai penelitian ilmiah menunjukkan bahwa likopen tidak hanya sekadar antioksidan biasa. Di dalam tubuh, likopen membantu menetralisir radikal bebas, mendukung proses alami tubuh dalam menghentikan pertumbuhan sel kanker, dan bahkan bisa memicu kematian sel yang tidak normal. 

Manfaat ini terlihat di banyak jenis sel kanker, meski efeknya bisa bervariasi tergantung jumlah asupan, jenis kanker, dan kondisi tubuh masing-masing.

Lebih Baik Tomat Mentah atau Dimasak?

Tomat mentah memang segar, tetapi tomat yang sudah dimasak ternyata lebih mudah diserap tubuh karena kandungan likopennya lebih tersedia. Memasak tomat membantu melepaskan likopen dari dinding selnya, dan kalau ditambahkan minyak sehat seperti minyak zaitun, penyerapannya jadi lebih maksimal. Jadi, menu seperti saus pasta tomat, sup tomat, atau tumisan tomat bisa jadi pilihan sehat sehari-hari.

Berapa Banyak yang Perlu Dikonsumsi?

Penelitian menunjukkan bahwa 5–7 mg likopen per hari sudah cukup memberikan manfaat. Angka ini bisa didapat dari sekitar:

  • ½ cangkir saus tomat matang
  • 1–2 buah tomat besar
  • Semangkuk sup tomat

Catatan Penting

Perlu diketahui, karena termasuk studi observasional, penelitian ini tidak membuktikan secara langsung bahwa likopen mencegah kanker, melainkan hanya melihat pola bahwa orang dengan asupan likopen tinggi cenderung memiliki risiko kanker lebih rendah.1

Kesimpulan

Jadi, meskipun tomat bukan “obat” untuk mencegah kanker, mengonsumsinya secara rutin, terutama dalam bentuk yang dimasak bisa jadi bagian dari gaya hidup sehat yang bantu turunkan risiko kanker dan kematian akibat kanker.

Yuk, mulai langkah kecil menuju hidup sehat dengan lebih bijak memilih makanan dan menjalankan pola hidup. Untuk informasi terpercaya dan terkini seputar kesehatan, pencegahan kanker, dan edukasi lainnya, kunjungi website dan media sosial POI JAYA (@poi_jaya) dan bagikan manfaatnya kepada orang-orang terdekat Anda.

Referensi:

  1. Balali, A., Fathzadeh, K., Askari, G., & Sadeghi, O. 2025.  Dietary intake of tomato and lycopene, blood levels of lycopene, and risk of total and specific cancers in adults: a systematic review and dose-response meta-analysis of prospective cohort studies. In Frontiers in Nutrition (Vol. 12). Frontiers Media SA, DOI: 10.3389/fnut.2025.1516048, https://www.frontiersin.org/journals/nutrition/articles/10.3389/fnut.2025.1516048/full
  2. Francisco de Souza, Hugo. 2025. Tomatoes and lycopene: Can eating more reduce your cancer risk?. News-Medical, viewed 14 July 2025, https://www.news-medical.net/news/20250302/Tomatoes-and-lycopene-Can-eating-more-reduce-your-cancer-risk.aspx.
  3. Ozkan, G., Günal-Köroğlu, D., Karadag, A., Capanoglu, E., Cardoso, S.M., Al-Omari, B., Calina, D., Sharifi-Rad, J. and Cho, W.C., 2023. A mechanistic updated overview on lycopene as potential anticancer agent. Biomedicine & Pharmacotherapy, 161, p.114428. Available at: https://doi.org/10.1016/j.biopha.2023.114428

Gambar-awal-1-1200x900.jpg
15/Jul/2025

Peningkatan Kapasitas Klinis Tenaga Medis melalui Workshop FNAB dan Core Biopsy Ultrasound-Guided

Jakarta, 26 April 2025 – Dalam upaya mendukung peningkatan kapasitas tenaga medis Indonesia, POI Jaya dengan bangga menyelenggarakan Workshop Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB) & Core Biopsy Ultrasound-Guided untuk Kelenjar Getah Bening. Workshop ini merupakan forum ilmiah yang dirancang khusus untuk memperdalam pemahaman klinis serta keterampilan teknis dalam prosedur diagnostik pada kelenjar getah bening.

FNAB dan core biopsy menjadi teknik penting dalam diagnosis berbagai penyakit, termasuk keganasan. Dengan panduan ultrasound, kedua prosedur ini dapat dilakukan dengan lebih presisi, aman, dan efektif. Melalui workshop ini, peserta tidak hanya mendapatkan materi teoritis tetapi juga wawasan aplikatif yang mendukung praktik klinis sehari-hari.

Workshop ini menghadirkan narasumber profesional dari berbagai spesialisasi, yang telah berpengalaman luas dalam praktik klinis dan akademik:

  • Prof. Dr. Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, M.Epid., M.Pd.Ked., FINASIM, FACP, FISQua yang membahas pendekatan klinis dalam mengevaluasi pembesaran kelenjar getah bening dari berbagai spektrum kasus. Peserta akan diajak memahami pertimbangan-pertimbangan klinis penting sebelum melakukan tindakan invasif.
  • dr. Mulia Rahmansyah, Sp.Rad yang menyampaikan teknik penggunaan ultrasonografi (USG) sebagai panduan utama dalam prosedur FNAB dan core biopsy. Topik ini penting untuk meningkatkan akurasi pengambilan sampel dan mengurangi risiko komplikasi.
  • dr. Rachmawati, Sp.B, Subsp. Onk (K) yang memberikan perspektif dari sisi bedah onkologi terkait pelaksanaan core biopsy pada kelenjar getah bening (KGB). Materi ini akan mengulas aspek teknis dan strategi penanganan kasus onkologis secara lebih mendalam.
  • dr. Rizky Handriani Putri, Sp.PA membahas alur pelaksanaan FNAB secara menyeluruh, mulai dari pemilihan teknik, pengolahan sampel, hingga interpretasi hasil. Peserta akan mendapatkan pemahaman tentang bagaimana hasil diagnosis patologi mendukung keputusan klinis.

Seluruh rangkaian acara akan dipandu oleh Dr. dr. Reza A. Digambrie, Sp.PA, MPd.Ked yang akan bertindak sebagai moderator. Beliau akan memastikan jalannya diskusi berlangsung interaktif, terarah, dan tetap konstruktif, sehingga seluruh peserta dapat menggali pengetahuan secara maksimal. Kegiatan ini dirancang untuk membekali peserta dengan pengetahuan yang aplikatif, tidak hanya sebagai teori tetapi juga dapat diterapkan langsung di lapangan.

POI Jaya berharap workshop ini tidak hanya menjadi ajang berbagi ilmu, tetapi juga wadah kolaborasi antardisiplin. Dengan materi yang mendalam dan narasumber yang kompeten, POI Jaya percaya kegiatan ini akan memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan mutu layanan kesehatan di Indonesia, khususnya dalam penanganan kasus terkait kelenjar getah bening.

POI Jaya juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh narasumber, moderator, peserta, serta tim pelaksana yang telah mensukseskan acara ini. Semoga setiap langkah dalam workshop ini menjadi bagian dari peningkatan standar pelayanan medis yang berkelanjutan dan berdampak langsung bagi pasien.


Gambar-awal-1200x820.jpg
05/Jul/2025

Terapi Sel dan Tantangan Global: Kontribusi Prof. Ikhwan Rinaldi untuk Masa Depan Biomedis Indonesia

Shanghai, 20 Mei 2025 — Terapi sel kini menempati posisi sentral dalam inovasi pengobatan modern, terutama untuk penyakit kanker dan penyakit sistemik lainnya. Dalam forum ilmiah internasional ini, Prof. Dr. Dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, M.Epid., M.Pd.Ked., FINASIM, FACR, FISD, hadir sebagai pembicara dan panelis untuk mewakili perspektif ilmiah dan praktis dari Indonesia.

Sebagai dokter konsultan hematologi-onkologi medik di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan dosen aktif dalam pendidikan kedokteran serta riset di Indonesia, Prof. Ikhwan menjadi salah satu wakil dari Asia Tenggara yang diundang untuk berbicara dalam dua sesi panel internasional. Dalam forum ini, ia tidak hadir sendiri, dokter dari RS Kanker Dharmais juga turut menjadi bagian dari delegasi Indonesia, memperkuat representasi keahlian nasional dalam bidang kanker dan terapi sel. Forum ini juga dihadiri oleh para ahli onkologi, imunoterapi, dan peneliti dari berbagai institusi global.

Pada sesi “Fucaso® Multiple Myeloma International Exchange”, Prof. Ikhwan menyampaikan pengalaman nyata dalam menangani pasien multiple myeloma di Indonesia. Tanpa presentasi formal, beliau memaparkan ringkasan klinis berbasis kasus lapangan, yang menggambarkan kompleksitas dalam proses diagnosis, keterlambatan akses terapi, hingga tantangan dalam keberlanjutan pengobatan. Diskusi berlangsung interaktif, mendorong pertukaran gagasan lintas negara dalam hal pendekatan diagnosis dan sistem rujukan layanan kesehatan.

Dalam sesi bertema “Global Synergy – Extending Access to Patients Worldwide”, Prof. Ikhwan menyoroti kebutuhan global untuk memperluas akses terhadap terapi inovatif seperti CAR-T (Chimeric Antigen Receptor T-Cell Therapy), terutama di negara-negara berkembang. Beberapa poin penting yang disampaikan adalah sistem regulasi yang adaptif dan harmonisasi lintas negara, strategi pembiayaan dan subsidi inovatif, dan peran kebijakan publik dalam mempercepat adopsi terapi canggih. Prof. Ikhwan menegaskan bahwa meskipun teknologi terapi sel berkembang pesat, akses yang adil dan merata masih menjadi tantangan besar, terutama di negara dengan keterbatasan sistem pendanaan dan infrastruktur kesehatan seperti Indonesia.

Partisipasi Prof. Ikhwan bukan hanya mencerminkan kontribusi individual, melainkan juga posisi Indonesia dalam ekosistem bioteknologi global. Beliau mengangkat realitas yang dihadapi sistem kesehatan nasional, serta menekankan pentingnya kemitraan internasional, dukungan kebijakan berbasis data, dan transfer teknologi dan edukasi lintas batas

Melalui forum ini, Prof. Ikhwan berharap kerja sama riset dan klinis (khususnya untuk terapi sel seperti CAR-T) dapat menghasilkan solusi nyata bagi pasien di Indonesia. Ia juga menggarisbawahi pentingnya mengintegrasikan pendekatan klinis berbasis kasus nyata dengan strategi nasional dalam memperluas akses layanan kesehatan, terutama untuk penyakit berat dan kronis.

 

Kontribusi Prof. Ikhwan di forum ini menjadi contoh penting bagaimana ilmuwan dan praktisi medis Indonesia bisa berperan dalam percaturan inovasi global. Dengan pendekatan yang kolaboratif dan inklusif, masa depan terapi sel yang lebih terjangkau dan merata bukanlah hal yang mustahil.


Screenshot-2025-02-04-at-12.31.00.png
04/Feb/2025

🌍🎗 World Cancer Day 2025: United by Unique 🎗🌍

Every effort is unique, but our purpose is the same—to fight cancer together. 💪✨

No matter who you are or what you do, your contribution matters. Let’s stand with us in hope, strength, and action.

Because united, we are stronger.💜

—————————

Setiap upaya itu unik, tetapi tujuan kita satu, melawan kanker bersama. 💪✨

Siapa pun Anda dan apa pun peran Anda, kontribusi Anda sangat berarti. Mari kita bersatu dalam harapan, kekuatan, dan aksi.

Karena bersama, kita akan lebih kuat. 💜

#WorldCancerDay2025
#UnitedByUnique #TogetherWeFight #HopeAgainstCancer #POIJAYA #IndonesianSocietyOfOncology
#INASOJakarta


JACCM-1-1024x671.jpeg
02/Apr/2024

Kepada yang terhormat
Rekan Sejawat

Transisi epidemiologi yang terjadi dewasa ini menyebabkan kelompok penyakit tidak menular semakin prevalen, tidak terkecuali kanker. International Agency on Research for Cancer melalui program GLOBOCAN tahun 2020 melaporkan sebanyak 19.292.789 kasus baru kanker per tahun secara global dengan 9.958.133 kasus kematian per tahun. Agensi yang sama melaporkan sebanyak 396.914 kasus baru kanker per tahun di Indonesia dengan 234.511 kasus kematian per tahun. Angka tersebut masih mungkin mengalami peningkatan di kemudian hari, sebagaimana temuan studi Riset Kesehatan Dasar oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yang mendapati peningkatan prevalensi kanker dari 1,4‰ pada tahun 2013 menjadi 1,49‰ pada tahun 2018.

Menanggapi permasalahan ini, kolaborasi multidisiplin menjadi kunci untuk mengatasi kompleksitas penatalaksanaan kanker. Dengan adanya kolaborasi multidisiplin, diharapkan adanya komunikasi antar bidang ilmu dan spesialisasi kedokteran dan demarkasi kewenangan penatalaksanaan kanker, sehingga konflik dan tumpang tindih dapat terminimalisasi. Konsep kolaborasi ini pun semakin banyak diterapkan dalam praktik klinis sehari-hari melalui pelaksanaan tumor board atau tumor meeting dalam pengambilan keputusan terkait tatalaksana pasien kanker.

POI JAYA mengajak kepada rekan – rekan sejawat untuk bisa bergabung dalam sebuah program kegiatan ilmiah yaitu The 4th Jakarta Annual Collaborative Cancer Meeting ( JACCM ) 2024, Program yang terakreditasi SKP Kemenkes ini akan dilaksanakan pada :

  • Hari / Tanggal : Jum’at – Minggu, 3 – 5 Mei 2024
  • Waktu : 08.00 – 17.00 WIB
  • Tempat : Hotel JS Luwansa, Jakarta
  • Link Registrasi : bit.ly/The4thJACCM2024

Hayooo…. Daftarkan segera….

JACCM
JACCM1
JACCM2
JACCM3
JACCM4

WhatsApp-Image-2023-03-31-at-11.25.28-1024x682.jpeg
03/Apr/2023

Along with World Cancer Day theme “We Care to Close the Care Gap”, in this day INASO brought the theme “We Care to Close The Care Gap” to public. The Aim of this activity is to raise public awareness to cancer. Hopefully support of family, friends, and general public to cancer patient could eliminate the doubts of cancer patients in seeking health services. Together with cancer survivor, health workers (nurse, lab technician, radiographer) and Doctors who treat cancer in various fields who are member of INASO and Dharmais National Cancer Have Complete 2K fun walk on 19th February 2023 at Kota Tua, Jakarta Indonesia. This event was continued with a talk show for public with the theme “We Care to Close The Care Gap”. Target audience for this event was 250 participants.

To complete the series of WCD activities, INASO also held “How to Close The Care Gap” symposium. This symposium invited representatives from The Ministry of Health of The Republic of Indonesia and National Insurance. This symposium discussed the gap between ministry and national insurance policies with clinical practice in Indonesia. Hopefully this symposium would bring changes in Cancer Services in Indonesia for the better future.


POI logo

Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) adalah organisasi perhimpunan profesi seminat yang beranggotakan dokter spesialis dalam bidang onkologi.

Copyright POI Jaya 2025. All rights reserved.