MEWASPADAI GEJALA KANKER PADA ANAK
Edi Setiawan Tehuteru, Sp.A(K), MHA
Kanker tidak mengenal usia. Anak-anak dan orang dewasa dapat terkena kanker. Perbedaan antara kanker pada anak dan orang dewasa, salah satunya adalah kanker pada anak tidak dapat dicegah seperti halnya kanker pada orang dewasa. Jadi tidak ada istilah pencegahan kanker pada anak melainkan mewaspadai gejala kanker pada anak. Mengacu pada pernyataan di atas, sebagian orangtua tentu bertanya-tanya tentang apakah masih ada gunanya mengajarkan pola hidup sehat kepada anak-anak. Pola hidup sehat tetap harus diajarkan kepada anak-anak sedini mungkin. Tujuannya memang bukan untuk mencegah kanker pada anak, namun untuk mencegah kanker yang sekiranya dapat timbul saat anak ini telah menjadi orang dewasa. Sebab, seperti telah ditulis sebelumnya di atas, kanker pada orang dewasa dapat dicegah.
Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun ada 4100 kasus baru kanker pada anak. Menurut data yang diperoleh dari Rumah Sakit Kanker “Dharmais” pada tahun 2006, lebih kurang 50% pasien yang datang sudah dalam keadaan stadium lanjut. Berdasarkan penelitian, hal ini disebabkan salah satunya oleh karena orangtua pasien yang kurang mendapat informasi tentang kanker pada anak. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk mengetahui tentang gejala-gejala apa saja yang harus diwaspadai pada anak yang dicurigai terkena kanker. Segera bawa ke puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas kesehatan lainnya untuk dikonfirmasi apakah benar gejala-gejala yang dijumpai itu suatu kanker. Jika ternyata itu bukan kanker, tentunya kita patut mensyukurinya. Jika ternyata itu benar kanker, tetap kita harus mensyukurinya karena berarti kanker tersebut ditemukan pada stadium awal. Kanker yang dijumpai pada stadium awal tentunya mempunyai kemungkinan untuk sembuh lebih besar dibanding kanker yang dijumpai pada stadium lanjut.
Dibeberapa literatur, kanker disebut juga sebagai keganasan. Jika diperhatikan karakteristik dari sel kanker, memang benar sel-sel ini sangat ganas. Bagaimana tidak, sel-sel tersebut ternyata mempunyai kemampuan untuk menyebar ke organ-organ tubuh yang lain di luar dari organ primernya melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Secara logika, kalau itu kanker mata, harusnya sel-sel kanker tersebut adanya di mata saja dan tidak menyebar kemana-mana. Namun apa yang terjadi, dari hasil pemeriksaan CT-scan otak, sel-sel kanker yang harusnya ada di mata saja ternyata sudah mencapai otak. Jika keadaannya sudah seperti ini, kanker yang terjadi dinyatakan sebagai kanker stadium lanjut.
Secara garis besar, kanker pada anak dibagi atas dua bagian, yaitu kanker darah atau lebih dikenal dengan istilah leukemia dan tumor padat. Gejala yang harus diwaspadai bila mencurigai seorang anak terkena leukemia adalah anak terlihat pucat, sering mengalami demam, dan perdarahan, baik itu di kulit, gusi, atau hidung. Gejala-gejala ini terjadi karena kadar sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah yang rendah akibat produksinya ditekan oleh sel-sel leukemia. Sel-sel leukemia ini tidak puas hanya beredar di sumsum tulang. Sel-sel ini dapat menyebar ke luar dari sumsum tulang menuju hati, limpa, otak, atau tulang. Secara fisik, anak akan terlihat perutnya membuncit akibat hati dan limpa yang membesar. Selain itu, anak biasanya juga akan mengeluh sakit saat berjalan karena sel-sel leukemia yang menyebar ke tulang. Bila sel-sel leukemia sudah menyebar ke otak, anak dapat mengalami kejang. Waspadai gejala-gejala tersebut di atas dan segera bawa ke puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas kesehatan lainnya untuk dikonfirmasi.
Mengenai tumor padat, hal ini dapat dijumpai pada hampir semua organ tubuh seorang anak, mulai dari kepala sampai ujung kaki. Orangtua biasanya meraba tumor atau benjolan pada tubuh seorang anak pada saat mereka memandikannya. Seperti prinsip yang telah disebutkan sebelumnya di atas, segera bawa anak ke puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas kesehatan lainnya untuk mengkonfirmasi apakah benar benjolan yang teraba di tubuh anak itu benar kanker atau bukan. Berikut ini adalah hal-hal yang harus diwaspadai orangtua bila melihat atau meraba benjolan pada mata, leher, paru, perut, alat kelamin, tangan atau kaki, dan otak.
- Mata
Curiga bila mata anak terlihat seperti mata kucing, matanya merah, terjadi gangguan penglihatan, atau juling. Khusus tentang mata merah, biasanya orangtua akan memberi obat tetes mata yang dijual secara bebas di pasaran. Orangtua boleh saja melakukan tindakan tersebut di atas, namun bila dalam tiga hari tidak ada perbaikan, bawa ke puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas kesehatan lainnya. Bisa saja itu bukan suatu penyakit mata biasa melainkan gejala awal dari kanker mata.
- Leher
Waspada bila benjolan yang dijumpai di leher anak bertambah besar dalam waktu yang singkat. Biasanya anak tidak mengeluh kesakitan bila benjolan ditekan atau dipegang. Berbeda dengan benjolan yang timbul akibat infeksi, yang biasanya akan terasa sakit bila ditekan atau dipegang dan teraba panas bila diraba. Infeksi pada gigi dan telinga dapat menyebabkan benjolan dengan karakteristik tersebut. Konfirmasi perlu dilakukan mengingat penanganan kedua benjolan tersebut di atas yang berbeda.
- Paru
Bila pada seorang anak dijumpai sesak napas dan setelah dilakukan foto dada ternyata dijumpai sel kanker di parunya, jangan berpikiran bahwa anak ini terkena kanker paru. Tidak ada kanker paru pada anak. Keadaan ini biasanya merupakan akibat dari penyebaran suatu jenis kanker tertentu ke paru-paru. Salah satu jenis kanker pada anak yang dapat menyebar hingga ke paru-paru adalah kanker tulang.
- Perut
Banyak organ yang dapat dijumpai di dalam perut, antara lain hati, ginjal, indung telur, dan lain-lain. Semua organ-organ tersebut di atas dapat terkena kanker. Secara fisik, perut anak akan terlihat membuncit dan bila ditekan akan teraba suatu benjolan. Periksakan segera anak ini ke puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas kesehatan lainnya. Hal lain yang perlu diperhatikan orangtua adalah jangan terlalu sering menekan perut anaknya yang makin lama makin membesar karena dapat mempermudah penyebaran.
- Alat kelamin
Alat kelamin yang dimaksud adalah alat kelamin pria. Secara fisik, testis kanan dan kiri terlihat tidak sama besar, konsistensi testis yang terkena biasanya keras, dan tidak dijumpai tanda-tanda infeksi. Kanker pada organ testis, sama seperti halnya paru-paru, dapat merupakan akibat penyebaran dari suatu jenis kanker tertentu ke testis. Jenis kanker yang dimaksud, yang dapat menyebar ke testis adalah leukemia.
- Tangan atau kaki
Waspada bila terlihat ada bengkak pada tangan atau kaki. Pembengkakan ini biasanya dapat disertai dengan demam atau nyeri.
- Otak
Benjolan pada otak memang tidak dapat dilihat maupun diraba. Walaupun demikian, orangtua tetap dapat mewaspadai gejala kanker otak dengan melihat dampak yang ditimbulkan akibat adanya suatu benjolan di otak. Gejala-gejala tersebut antara lain adalah pusing, muntah yang menyemprot, lumpuh, dan gangguan keseimbangan.
Kanker pada dasarnya dapat diobati dan sembuh bila dijumpai pada stadium awal. Itulah pentingnya orangtua harus mengerti dan waspada terhadap gejala-gejala kanker pada anak. Tidak cukup berhenti sampai di situ, jika orangtua mencurigai anaknya terkena kanker, segera bawa ke puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas kesehatannya lainnya untuk mendapatkan konfirmasi dan penanganan selanjutnya. Sebagai contoh, seorang anak yang terkena kanker mata yang dibawa orangtuanya ke rumah sakit pada stadium awal dan mendapatkan penanganan yang baik dan benar, ternyata memiliki angka harapan hidup bebas tumor dua tahun sebesar 80%. Sebaliknya bila dijumpai pada stadium lanjut, angka harapan hidup bebas tumor dua tahun turun hingga 25%.
Pada akhir tulisan ini, perkenankan Penulis mengutip sebuah kalimat bijak dari seseorang yang bernama Niccolo Machiavelli, yang berbunyi: “Awal penyakit sukar diketahui, mudah diobati. Penyakit yang sudah lanjut mudah diketahui, sukar diobati”.