TENTANG POI JAYA

SEKAPUR SIRIH


WORKING HOURS


MONDAY
08:00-18:30
TUESDAY
08:00-14:00
WEDNESDAY
08:00-16:00
THURSDAY
08:00-16:00
FRIDAY
08:00-16:00


Contact Sussie

CONTACT INFO






Pada kongres ketiga Ikatan Ahli Bedah Indonesia tahun 1975 di Jakarta, para ahli bedah yang menaruh perhatian besar terhadap penanggulangan penyakit kanker yang berkumpul di situ, diundang oleh Dr. Walther M. Tambunan, SpB untuk mengadakan serangkaian diskusi merumuskan gagasan pembentukan suatu Perhimpunan Bedah Kanker Indonesia (Association of Surgical Oncologist). Maka pada tanggal 24 Oktober 1975 dibentuk suatu Panitia Persiapan.

Perhimpunan Onkologi Indonesia
(Indonesian Society of Oncology)

Tahap I.

Pada tanggal 9 September 1978 oleh sebuah panitia pendiri/pengurus sementara yang terdiri oleh ahli-ahli bedah yang mengkhususkan diri terhadap penyakit tumor /kanker terdiri atas:

Ketua: Dr. W. M. Tambunan
W. Ketua: DR. Med. Didid Tjindarbumi
Penulis: Dr. Evert D.C. Poetiray
Bendahara: Dr. Togar Simanjuntak
Komisaris: Dr. Muchlis Ramli

Diambil inisiatif untuk mengundang beberapa ahli bedah lain dari seluruh Indonesia, mendirikan dan mengesahkan suatu Ikatan Ahli Bedah Tumor dan Kanker Indonesia, memilih sebuah pengurus pusat, serta membahas usulan tentang Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga-nya. Pendiri ikatan ini juga dianjurkan oleh Dr. Soerarsi H, ketua umum Ikatan Ahli Bedah Indonesia.

Maka pada rapat tanggal 20 januari 1979 tersebut, didirikan PABTI (Perhimpunan Ahli Bedah Tumor Indonesia). Dengan akta notaris susunan pengurus adalah sbb:

Ketua: DR. Med. Didid Tjindarbumi
W. Ketua: Dr. I.D.G Sukardja
Penulis: Dr. Evert D.C. Poetiray
Bendahara: Dr. Togar Simanjuntak

Tahap II.

PABTI adalah anggota Ikatan Perhimpunan Ahli Bedah Tumor Indonesia. Dalam satu strategi utama PABTI sebagai suatu Perhimpunan Ahli Bedah Tumor yang menggunakan pisau bedah sebagai senjata utama adalah konsolidasi organisasi dalam Muktamar I. Tujuan berikutnya adalah untuk meningkatkan keanggotaan perhimpunan dengan semua dokter ahli lain yang juga menggunakan pisau bedah sebagai senjata utama dalam mengobati penyakit kanker yaitu ahli kebidanan, ahli mata, ahli bedah saraf, dan ahli THT.

Mereka antusias sekali untuk bergabung karena jumlah para ahli disiplin terlalu sedikit untuk berdiri sendiri. Tahap ini diputuskan dalam Konferensi kerja di Bandung bulan Juni 1980, menjadi PABTI II diperluas, sehingga membuka pintu bagi ahli-ahli lain. Selanjutnya peningkatan tingkat organisasi menjadi sebuah organisasi yang menghimpun semua ahli yang berminat terhadap penanggulangan penyakit kanker. Bidang-bidang ilmu yang bergabung dalam PABTI II ini adalah ilmu bedah, ilmu penyakit kandungan, ilmu bedah saraf, ilmu penyakit THT, ilmu penyakit mata, dan oleh karena itu PABTI II harus keluar dari keanggotaan pada Ikatan Ahli Bedah Indonesia (IKABI).

Sebagai ganti PABTI I yang dibubarkan, maka dibentuk Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI), yang tetap merupakan anggota IKABI.

Tahap III

Strategi pengembangan PABTI II selanjutnya peningkatan tingkat organisasi menjadi sebuah organisasi yang menghimpun semua ahli yang berminat terhadap penanggulangan penyakit kanker, dicetuskan pada Munas II Jakarta. Gagasan ini ternyata disokong oleh Menteri Kesehatan RI dalam sambutannya. Lalu diputuskan dalam konferensi kerja ke II PABTI di Semarang dan konferensi kerja ke III PABTI di Solo 11 Desember 1986 untuk dilaksanakan dalam Munas III PABTI September 1987 di Jakarta.

Maka perhimpunan ini diubah menjadi PERHIMPUNAN ONKOLOGI INDONESIA yang bersifat perhimpunan seminar dan menjadi anggota Ikatan Dokter Indonesia.

Unsur-unsur dokter ahli lain yang bergabung dalam PABTI II yang menjadi POI, adalah berasal dari disiplin Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Radiologi Dan Radioterapi, Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Biokimia, Ilmu Biologi Dan Klinik, Ilmu Patologi Anatomi, dan lain-lain.

Pengurus Pusat POI periode 1987-1989 adalah:

Ketua umum : DR. Med Didid Tjindarbumi, SpB
Sek. Umum : Dr. M. Farid Aziz, SpOG, FICS

Yang mengadakan Konferensi Nasional/KONAS I di Jakarta.

Mereka kemudian terpilih lagi menjadi Pengurus Pusat Periode II 1989-1993, dan menyelenggarakan Advance Course on Oncologi/UICC 1992 di Jakarta dan KONAS II di Surabaya.

Pada KONAS II di Surabaya, terpilih sebagai formatur / Ketua Umum POI Periode 1993-1997 Dr. Evert D.C Poetiray, SpB.


POI logo

Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) adalah organisasi perhimpunan profesi seminat yang beranggotakan dokter spesialis dalam bidang onkologi.

Copyright POI Jaya 2025. All rights reserved.